Kukang Sumatera: Si Malu-Malu dari Hutan Bengkulu

Mengenal Kukang Sumatera

Kukang Sumatera atau Nycticebus coucang merupakan salah satu primata nokturnal paling unik di dunia. Meski tampak menggemaskan, kukang menyimpan banyak misteri yang membuatnya sangat rentan terhadap eksploitasi manusia. Di Bengkulu dan wilayah Sumatera lainnya, kukang menjadi simbol penting konservasi alam karena statusnya yang dilindungi dan populasinya yang kian menurun.


Ciri Fisik dan Perilaku

Kukang dikenal sebagai hewan soliter yang aktif di malam hari. Ciri khasnya adalah gerakan yang sangat lambat, mata besar sebagai adaptasi terhadap penglihatan malam, dan gigi bawah yang membentuk sikat gigi alami. Panjang tubuh kukang dewasa berkisar antara 27 hingga 30 cm, dengan berat mencapai 600–800 gram.

Yang menarik, kukang adalah satu-satunya primata di dunia yang memiliki bisa. Kelenjar di siku mereka menghasilkan racun yang dioleskan ke gigi sebelum menggigit mangsanya atau saat merasa terancam. Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa perdagangan kukang sangat berisiko, baik bagi satwa maupun manusia.

Habitat dan Sebaran

Kukang Sumatera hidup di hutan hujan tropis dataran rendah hingga perbukitan. Mereka bergelantungan di pohon dan jarang turun ke tanah. Habitat favorit mereka adalah kawasan dengan tajuk pohon rapat karena kukang tidak mampu melompat seperti primata lain.

Kawasan konservasi di Bengkulu seperti Taman Wisata Alam Pantai Panjang dan Cagar Alam Danau Dusun Besar merupakan lokasi penting bagi kelangsungan hidup kukang. Sayangnya, perambahan hutan dan pembukaan lahan menyebabkan penyusutan area hidup mereka secara signifikan.

Ancaman yang Dihadapi

Kukang termasuk dalam satwa yang dilindungi penuh oleh hukum Indonesia, termasuk UU No. 5 Tahun 1990 dan Permen LHK No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. Namun, ancaman terhadap spesies ini tetap besar:

  1. Perdagangan Satwa Liar
    Kukang sering dijual di pasar gelap sebagai hewan peliharaan karena dianggap lucu dan jinak. Padahal, untuk dipelihara, gigi mereka sering dipotong—tindakan yang menyebabkan luka infeksi hingga kematian.
  2. Hilangnya Habitat
    Pembukaan lahan untuk pertanian, perkebunan, dan permukiman terus menggerus habitat kukang. Fragmentasi hutan membuat kukang sulit berpindah dan berkembang biak secara alami.
  3. Konflik dengan Infrastruktur
    Banyak kukang ditemukan terjebak di jaringan listrik atau pemukiman warga karena habitatnya terpotong jalan dan jaringan PLN.

Upaya Konservasi

BKSDA Bengkulu bekerja sama dengan lembaga seperti YIARI (Yayasan IAR Indonesia) dan PLN dalam menyelamatkan kukang dari kondisi berbahaya. Kukang-kukang yang diselamatkan menjalani masa rehabilitasi sebelum dilepasliarkan kembali ke habitat yang aman.

Pada 2024, BKSDA Bengkulu melepas tujuh kukang hasil serahan masyarakat ke kawasan konservasi Rejang Lebong. Program edukasi dan sosialisasi tentang perlindungan kukang juga digencarkan di sekolah dan komunitas lokal.

Peran Kukang dalam Ekosistem

Kukang bukan hanya bagian dari keanekaragaman hayati, tetapi juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka membantu menyebarkan biji dan menjaga populasi serangga. Hilangnya kukang dapat mengganggu regenerasi pohon dan ketahanan hutan.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Mengenal Kukang Sumatera, apa yang harus dilakukan
  • Jangan membeli atau memelihara kukang. Kukang bukan hewan peliharaan.
  • Laporkan aktivitas perdagangan satwa liar ke pihak berwenang atau BKSDA terdekat.
  • Ikuti kegiatan edukasi dan kampanye konservasi, seperti #SelamatkanKukang.
  • Dukung rehabilitasi dan pelepasliaran, baik dengan menjadi relawan maupun donatur.

Mengenal Kukang Sumatera bukan sekadar memahami satu spesies, tetapi juga memahami ekosistem yang lebih luas dan tanggung jawab kita terhadap alam. Di tengah maraknya ancaman, setiap langkah kecil untuk menyuarakan dan melindungi kukang adalah kontribusi besar bagi konservasi di Indonesia.

infografis kukang sematera
Reff Pages: 
- https://kukangku.id/kukang/sumatera/
- https://tntessonilo.menlhk.go.id/kukang-sumatera-primata-bermata-bulat-yang-misterius-dan-terancam/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *