Beruang madu (Helarctos malayanus) adalah beruang terkecil di dunia, namun perannya bagi ekosistem hutan tropis tidak kecil. Di Sumatra—termasuk bentang alam Bengkulu—spesies ini masih bertahan di kawasan hutan yang relatif utuh, tetapi semakin sering beririsan dengan aktivitas manusia akibat fragmentasi habitat dan perubahan tutupan lahan. IUCN Portals+1
1) Beruang madu itu seperti apa?
Beruang madu dikenal dengan tanda “bulan sabit” kekuningan pada dada, moncong relatif pendek, dan kemampuan memanjat yang baik. Spesies ini sangat bergantung pada hutan (forest-dependent) dan secara umum menghadapi tekanan dari kehilangan habitat serta perburuan/perdagangan ilegal di berbagai bagian sebarannya. IUCN Portals+1
2) Masih ada di lanskap Bengkulu?
Secara lanskap, Bengkulu menjadi bagian dari bentang Bukit Barisan yang juga terhubung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)—taman nasional besar yang tersebar di empat provinsi termasuk Bengkulu. Kawasan seperti ini penting karena menyediakan hamparan hutan yang lebih luas dan berkesinambungan bagi satwa yang sensitif terhadap fragmentasi. KSDaE
Sejumlah publikasi penelitian juga menyebut TNKS sebagai salah satu area sebaran beruang madu di Sumatra dan mendokumentasikan tanda keberadaannya (misalnya jejak, cakaran, kotoran, galian). Journal UIN Jakarta
3) Status konservasi dan perlindungan hukum
Di tingkat global, beruang madu berstatus Vulnerable (Rentan) pada Daftar Merah IUCN. IUCN Red List
Di Indonesia, beruang madu termasuk jenis satwa yang dilindungi (tercantum dalam lampiran regulasi KLHK tentang jenis tumbuhan dan satwa dilindungi). JDIH Kemenko Marves+1
Implikasinya sederhana: penangkapan, pemeliharaan, perdagangan, maupun pemanfaatan ilegal beruang madu berisiko berhadapan dengan konsekuensi hukum, selain memperparah tekanan populasi di alam.
4) Ancaman utama: habitat menyusut, konflik meningkat
Penilaian konservasi menekankan bahwa kehilangan hutan (deforestasi/fragmentasi) dan perburuan/perdagangan merupakan pendorong utama penurunan populasi beruang madu di Asia Tenggara. IUCN Red List+1
Dalam konteks Bengkulu, dinamika ini dapat muncul sebagai:
- beruang masuk kebun/perkebunan (mencari pakan),
- pemasangan jerat/perangkap yang berbahaya,
- respons warga yang tidak aman (mendekat, menghalau tanpa prosedur).
Kasus penanganan konflik beruang madu di Bengkulu juga pernah diberitakan: BKSDA Bengkulu–Lampung memasang perangkap untuk evakuasi beruang yang berada di area perkebunan warga di Bengkulu Tengah. Antara News Bengkulu
5) Jika beruang madu muncul di kebun: lakukan ini (aman dan realistis)
Berikut panduan umum yang bisa Anda tulis sebagai “kotak tips” di artikel:
- Jaga jarak dan jangan mengerumuni. Beruang bisa stres dan bereaksi defensif.
- Amankan sumber pakan (buah jatuh, tong sampah organik, pakan ternak) bila memungkinkan tanpa mendekat.
- Jangan melukai atau memasang jerat. Selain berisiko mencederai satwa, tindakan ini berisiko hukum karena satwa dilindungi. JDIH Kemenko Marves+1
- Catat lokasi dan waktu kemunculan, bila aman ambil dokumentasi dari jarak jauh.
- Segera laporkan ke perangkat desa/BBKSDA/BKSDA setempat agar penanganan dilakukan oleh petugas berwenang (evakuasi, penggiringan, atau mitigasi).
6) Cara publik ikut membantu konservasi beruang madu
- Mendukung perlindungan kawasan hutan dan koridor satwa (pelaporan perambahan/jerat).
- Mengedukasi lingkungan sekitar tentang status satwa dilindungi dan prosedur aman konflik.
- Mengurangi dorongan deforestasi dari konsumsi (mis. memilih produk dengan komitmen keberlanjutan bila tersedia).

Beruang madu (Helarctos malayanus) adalah satwa dilindungi yang masih hidup di lanskap Bengkulu, terutama pada hamparan hutan yang relatif utuh dan saling terhubung. Namun, tekanan berupa kehilangan habitat serta konflik manusia–satwa membuat keberadaannya semakin rentan.
Jika beruang madu muncul di kebun atau dekat permukiman, langkah paling aman adalah menjaga jarak, tidak mengerumuni, tidak memasang jerat, dan segera melapor kepada pihak berwenang agar penanganan dilakukan sesuai prosedur. Dengan cara itu, keselamatan manusia terjaga dan beruang madu tetap punya peluang bertahan di alam Bengkulu.
Baca Juga:
